Era digital saat ini menjadikan setiap kebutuhan individu dapat diakses dengan mudah, dengan mendownload aplikasi penyedia layanan, kita sudah dapat menikmati kemudahan tersebut. seperti transportasi berbasis online, ada 3 perusahaan berbasis applikasi yang besar di Indonesia, yaitu Grab, Gojek dan Uber.
persaingan dengan strategi marketing yang sangat ketat menjadi penentu keberhasilan perusahaan tersebut. dibalik dari pada strategi jitu diperlukannya dukungan dari pihak management keuangan yang baik, terarah dan terukur, sehingga strategi itu tidak menjadi bumerang yang dapat menguntungkan kompetitor.
seperti halnya dengan strategi marketing PT. Grab Indonesia, yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk memilih transportasi yang diinginkan, kemudian memberikan Diskon sebesar 50% kepada konsumen, serta penggunaan Grappay dengan diskon 60% tentunya dengan menggunakan kode tertentu. secara logika, konsumen akan mencari yang lebih murah. akan tetapi, strategi ini harus didukung penuh oleh sistem keuangan yang tidak bertele-tele dan lambat.
realitanya memang banyak pengguna jasa layanan transportasi berbais online ini, tetapi banyak yang kecewa diakibatkan sebahagian besar driver/mitra pengemudi mengabaikan orderan dengan menggunakan kode promo atau Grappay. Berbagai alasan yang diberikan oleh mitra pengemudi, bahkan ada yang dengan sengaja menyimpan nomor konsunen dan menghubungi via applikasi whatsapp dan melakukan intimidasi dan fitnah, lebih parah lagi melakukan penghinaan atau perbuatan yang tidak menyenangkan.
dari beberapa mitra pengemudi yang saya temui, mereka memberikan penjelasan bahwa kejadian tersebut dimungkinkan karena kurang dukungan dari pihak managemen keuangan yang lambat dalam mencairkan atau dengan kata lain mentransfer orderan promo dan Grabpay.
tidak sedikit mitra pengemudi yang terkontaminasi oleh informasi ini, yang menimbulkan menurunya semangat kerja. para konsumen juga mulai meninggalkan jasa layanan transportasi berbasis online ini dikarenakan perlakuan yang tidak baik dari mitra pengemudi.
beda halnya dengan kompetitor Grab Indonesia yaitu Gojek, selain memberikan harga murah kepada konsumen yang menggunakan sistem pembayaran elektronik (GOPAY), sistem keuangan juga dilaksanakan secara transparan. semua pekerjaan yang dikerjakan hari itu juga langsun masuk kesaldo mitra pengemudi, mulai dari harga perjalanan sampai dengan bonus, kemudian dapat dicairkan keesok hariannya dengan mudah dan cepat. hal ini memberikan Nilai plus bagi management Gojek menjadi pihan bagi para mitra pengemudi. Beberapa mitra pengemudi Gojek yang saya ajak berbicara menuturkan bahwa mereka lebih suka dan sengan ketika mendapatka. orderan/pekerjaan manggunakan Gopay, dan mereka juga mendapat kesempatan melakukan pengisian Gopay penumpang melalui akun mereka dan kemudian mendapat poin tambahan untuk mengejar target bonus.
bahkan sekarang informasi yqng beredar pihak GOJEK memberikan kesempatan kepada mitra pengemudi untuk memiliki rumah sendiri dengan cicilan Rp. 40.000,-/ hari. program ini jelas memberikan contoh hubungan yang disebut sebagai Mitra.
seandainya PT. Grab Indonesia mencontoh transparansi keuanga. seperti Gojek kepada mitra pengemudi, mungkin PT. Grab Indonesia tiada duanya dari kompetitor.
kenyataannya terbalik, banyak driver yng mengeluhkan ketidak jelasan sistem transfer keuangan yang dilakukan managemen keuangan Grab yang tidak memiliki rincian, sehingga mitra driver merasa seakan dibohongi dan menjadi sapi perah.
sebagaian mitra pengemudi Grqb sudah banyak yang pindah ke Gojek, sebagian lagi masih tetap bertahan dengan harapan ada perubahan yang signifikan terhadap sistem keuangan Grab dan dapat mensejahterakan kehidupan para Mitra pengemudi yang menjadi ujung tombak perusahaan transportasi berbasis applikasi ini.
#salam_satu_aspal
#Jan R (besar)