Selamat Datang

Jumat, 10 Februari 2017

Sepucuk Surat untuk Tokoh dan Penokoh Simalungun

Tulisan saya di akun Facebook saya tanggal 26 April 2012

Salam sejahtera buat para tokoh simalungun yang saya banggakan, di tanah air yang kita cintai ini. Panjang masa telah terlewati, waktu, hari, bulan, tahun silih berganti dan sekarang sudah menjadi bagian dari diri kita menempati masa ini. Semakin tua bumi tempat kita berpijak, semakin berat beban moral yang akan dipikul sehingga membutuhkan kualitas yang professional dalam menjalankan, menumbuh kembangkan suatu peradaban bangsa.
Sejak saya dilahirkan sebagai salah satu putra simalungun, yang  mewariskan saya ahap serta adat istiadat dan seni dan budaya yang sangat unik dan menarik untu menjadi kewajiban dipelihara dan dilestarikan.

Melihat realita yang terjadi saat ini, banyak hal yang seakan tidak saya tidak mengerti dan saya ketahui, berbagai statement para pendekar-pendekar simalungun sampaikan perihal pembangunan masa depan yang cerah untuk regenerasi dengan dalih warisan yang akan diwariskan kepada cucu simalungun, tapi sebahagian besar hanyalah khiasan saja yang menenggelamkan masyarakat dalam lamunan kebahagiaan yang akan datang, tapi pada nyatanya itu semua hanyalah mimpi. Seiring berjalan nya waktu, saya hidup dimasa ini, dimana para tokoh-tokoh simalungun sudah mulai menujukan ketokohan nya, mencoba memperdulikan simalungun itu. Semakin kuat niat itu sehingga mengabaikan generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan-perjuangan yang akan diteruskan dan menjadi harga mati untuk generasi muda mempertahankanya.

Engkau adalah sebahagian kecil dari tokoh simalungun yang benar memiliki jiwa ketokohan, yang benar peduli terhadap masa depan simalungun, yang hari ini membangun karakter generasi muda untuk merefolusi diri agar siap dalam menghadapi rintangan masa depan yang berada dipintu kehidupan, sebagai tantangan untuk maju para generasi muda.

Engkau sebahagian besar para penokoh simalungun, yang hari ini berbicara untuk membangun simalungun, dengan berbicara secara matearilistis, berbicara dengan gelar yang engkau punya, berbicara dengan wibawa mu saat ini, berbicara dengan keegoisan dirimu, yang menunjukan diri mu ada kaum kapitalis atau di sokong oleh segelintir orang yang memiliki nat busuk tertentu. Mencoba mambungkam generasi muda, memandang sebelah mata ketika seperti kami ini berbicara. Sadar kah anda, anda bukanlah orang yang dibutuhkan dalam pembangunan simalungun secara universal yang berkontribusi dalam pembangunan nasional. Anda adalah pecundang, mereka yang duduk dibelakang anda adalah pengecut, yang tidak berani menyatakan sepatah kata pun dihadapan kami kaum muda simalungun.

Saya, kami, dan mereka yang lainya kaum muda simalungun, tidak pernah tutup mata akan setiap pembicaraan anda, tidak pernah berniat untuk menjatuh kan anda. Ingin kami berbicara sesuai hati nurani kami, ingin kami berbicara sesuai pola pikir kami, tapi bibir tak dapat berkata, sebab jika berkata sedikit mulut kami ditutup dengan pertanyaan yang bersifat matearilistis. Kami kaum muda simalungun bukanlah orang kaya, yang mengukur segalanya melalui itu, tapi kami punya hati yang tulus, kami punya pengetahuan  yang akan kami berikan, kami punya potensi yang akan kami kembang kan.

Simalungun ku…

Jangan lah engkau bersedih, di nusantara ini masih ada tokoh-tokoh yang peduli terhadap mu, terhadap kami kaum muda yang akan senantiasa merawat dan menjagamu sepanjang hayat kami…

Janganlah engkau berkecil hati wahai simalungun ku, doakanlah para penokoh simalungun itu sadar atas apa yang mereka perbuat, kelak jika mereka mati, lindungilah mereka didalam tanah mu yang mereka pernah hianati……

salam dari ku… Putra Simalungun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar